Bunda, aku ingin menyebutmu demikian, sebagai
penghormatan yang tiada tara.
Malam ini, bulan sembunyi dengan angkuhnya, hingga aku
tak bisa memandangi warna peraknya. Bintang yang
gemerlapan itupun malah ikut mempermainkanku dengan
tidak menampakkan diri. Padahal aku sangat ingin
bermain-main sejenak, menerbangkan berbagai perasaan.
Pada patahan malam ini, hanya ada deru angin yang
sedang mencandai daun-daun pohon mangga di seberang
kamar. Aku merasakannya dalam gelap. Sesekali aku
memandangi langit megah tak berpenyangga.
Bunda,
dalam keheningan hebat ini aku selalu membayangkan
senyuman ikhlas yang bunda sunggingkan setiap
menjumpaiku. Sebuah senyuman yang sudah menjadi desah
nafas tiada pamrih. Aku memahatnya dalam tiap bingkai
indah di ruang hati yang sudah menemaniku selama ini.
Sabtu, 11 Agustus 2007
Apa kabar bunda?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
6 komentar:
Berbahagialah yang menjadi bundamu nak !
ke jauh pun kau pasti pulang pada bunda..:)
log ini blom dipublik lho... tapi gpp .. thanks commentnya... iya bu...kangen ama bundaku sedih deh
Ya maafkan deh kalau dah mampir duluan. Kalau belum dipublish, mestinya di setting dulu di "permissions" nya biar yang bisa buka hanya blog authornya aja. Gitu lhooo.
Jadi kangen ibu di rumah :)
ibu is the best
Posting Komentar